Data Podes untuk Pembangunan Daerah Bengkulu Tengah

Pembangunan Daerah tidak lepas dari perencanaan dan evaluasi. Perencanaan yang baik akan menggunakan dan memanfaatkan data secara baik. Salah satu upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Tengah melalui Dinas Kominfo Bengkulu Tengah, dalam menyusun data-data pokok pembangunan daerah adalah mengadakan kegiatan Sosialisasi Data Sektoral Statistik dan Pemaparan Potret Desa/Kelurahan di Kabupaten Bengkulu Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kantor Bupati dan dibuka secara resmi oleh Bapak Ferry Ramli, Bupati Bengkulu Tengah. Beliau menyampaikan agar para Kades dan seluruh undangan menggunakan data BPS dengan baik (11/4).

Sebagai pembicara utama, Bapak Adhi Wiriana, Direktur Diseminasi Statistik BPS-RI menyebutkan pentingnya forum data dalam rangka penguatan data sektoral dan menuju satu data indonesia. Penyelenggaraan Statistik Sektoral di lingkup kabupaten/kota meliputi Koordinasi dan sinkronisasi pengumpulan, pengolahan, analisis dan diseminasi data statistik sektoral. Forum data akan sangat berguna untuk kegiatan koordinasi.

Ibu Dyah Anugrah Kuswardani, Kepala BPS Provinsi Bengkulu sebagai pembicara kedua memaparkan tentang Statistik Potensi Desa (Podes) yang menangkap potret perkembangan desa dari berbagai aspek. Pemanfaatan Dana Desa memerlukan evaluasi berkelanjutan. Oleh karena itu, saat ini pendataan Potensi Desa (Podes) diupdate setiap tahun untuk mengakomodasi hal tersebut.

Beberapa hal menarik dari hasil Podes 2018 di Kabupaten Bengkulu Tengah salah satunya adalah terjadinya penurunan jumlah desa dengan toko kelontong sebagai akibat dari meningkatnya jumlah desa yang memiliki minimarket.

Fenomena lain yang tidak kalah menarik adalah meningkatnya jumlah desa yang memiliki TKI di Kabupaten Bengkulu Tengah, yaitu dari 26 desa naik menjadi 53 desa. Kenaikan ini dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan, yaitu kurangnya lapangan pekerjaan di dalam negeri, atau bisa juga karena kompensasi bekerja di luar negeri yang lebih menggiurkan daripada di dalam negeri.

Masalah kurangnya lapangan pekerjaan menyebabkan tidak semua penduduk usia produktif dapat terserap ke dalam angkatan kerja. Sebagian perempuan yang berpendidikan masih menganggur karena sangat selektif dalam memilih pekerjaan. Padahal ada opsi lain selain menganggur. Mereka bisa menciptakan lapangan kerja sendiri dengan cara membuka usaha. Tidak harus mahal, pembuatan tempat-tempat wisata sederhana baik kuliner maupun lainnya yang dikelola dengan baik dan serius dapat memunculkan daya tarik tersendiri dan menjadi alternatif wisata lokal bagi masyarakat Bengkulu Tengah. Hal ini akan berdampak tidak hanya pada peningkatan ekonomi setempat, tapi juga terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat.